welcome

istana pijakan pena
be a real

Sabtu, 26 November 2011

PUNCH NANGKA
Bahan :
500 gr nangka matang
200 gr nanas
250 ml sprite
Cara Pembuatan
nangka dan nanas diblender, beri es batu
masukkan ke dalam gelas lalu tuangi sprite
2 sdm santan kental (diambil dari lapisan atas
santan kental)
1 sdt garam halus
1 batang daun bawang, iris halus
alumunium foil untuk membungkus
1 butir telur, kocok lepas
minyak untuk menggoreng secukupnya

STUP TAPE

STUP TAPE
Bahan :
500 gram tape singkong
1 butir kelapa
200 gr gula pasir
2 buah kayu manis
Cara Pembuatan
peras kelapa menjadi 250 ml santan kental dan
500 ml santan encer
masak santan encer, gula pasir dan kayu manis
bila telah hancur gulanya, masukkan santan
kental dan tape yang telah dipotong-potong
biarkan sampai mendidih, angkat dan hidangkan
dingin

PENGERTIAN PSIKOLOGI DAN BIDANG-BIDANGNYA


A.   Pengertian Psikologi
Sejarah perkembangan perumusan psikologi yaitu dirumuskan sebagai pembahasan tentang “jiwa”, kemudian dirumuskan sebagai pembahasan tentang “kesadaran”. Perumusan terakhir disebut sebagai ilmu yang membahas tentang tingkah laku organisme dalam kehidupannya. Oleh karena itu, objek pembahasan psikologi meliputi semua makhluk hidup yang meliputi manusia, binatang dan tumbuhan.
Para ahli yang mengutamakan psikologi untuk kepentingan pendidikan, lebih mengutamakan manusia sebagai objek psikologi. Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi merupakan ilmu yang membahas tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Tingkah laku yang dimaksud adalah suatu aktivitas yang meliputi proses berpikir, beremosi dan mengambil sebuah keputusan.
Menurut Gerungan dalam Khadijah (2006), ilmu jiwa berbeda dengan psikologi dalam dua hal, yaitu:
1. Ilmu jiwa adalah istilah bahasa Indonesia sehari-hari yang dikenal dan digunakan secara luas sedangkan psikologi adalah istilah scientific.
2. Ilmu jiwa mengandung arti yang lebih luas dari psikologi. Ilmu jiwa meliputi semua pemikiran, pengetahuan, tanggapan, juga hayalan dan spekulasi tentang jiwa sedangkan psikologi meliputi ilmu pengetahuan tentang jiwa berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
Jadi, ilmu jiwa berbeda dengan psikologi. Agar pemahaman tentang psikologi lebih jelas maka kami akan memaparkan lebih lanjut tentang psikologi.
Menurut Sobur (2003:32) dalam bukunya Psikologi Umum, ada beberapa pengertian psikologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:
1. Ernest Hilgert (1957), psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia  dan hewan lainnya.
2. George A. Niller (19974), psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, mengamalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku.
3. Clifford T. Morgan (1961), psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan, namun penerapan ilmu tersebut pada manusia.
4. Robert S. Woodworth dan Marquis DG (1957), psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungannya dengan alam sekitarnya.
Menurut Nyayu Khadijah (2006) dari pendapat para ahli tentang psikologi dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi adalah:
1. Sebuah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas atau gejala-gejala psikis;
2. Aktivitas dan gejala tersebut tercermin dalam tingkah laku manusia dan hewan; dan
3. Aplikasinya untuk mengatasi problem-problem yang dialami manusia.
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Semua tingkah laku manusia mempunyai penyebab. Satu jenis tingkah laku bukan disebabkan oleh macam penyebab, tetapi oleh banyak bermacam-macam penyebabyang terikat satu sama lain.
Menurut Harlow, McGauch dan Thompson (1974) bahwa tidak pernah terjadi satu tingkah laku yang disebabkan oleh satu penyebab, tetapi selalu disebabkan oleh jalinan penyebab yang sangat kompleks. Tak seorang pun ahli atau tidak ada satu teknik yang dapat menyelesaikan kekusutan jalinan penyebab suatu tingkah laku. Seorang yang mempunyai kecenderungan berpikir atau beremosi seperti sekarang, dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman atau kesan-kesan dan kebiasaan berpikir dan beremosi yang dimilikinya semenjak ia di dalam kandungan sampai sekarang. Pengalaman dan kebiasaan itu membentuk jalinan penyebab yang sulit untuk diungkap satu persatu.

B.   Bidang-Bidang Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah:
a)      Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.
b)      Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
1.      Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
2.      Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain
3.      Studi tentang interaksi kelompok, misalnya : kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, persaingan, konflik
c)      Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
d)      Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.


C.   Ruang Lingkup Psikologi
Berdasarkan objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan besar yaitu:
1.   Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
2.   Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan
Psikologi umum merupakan psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia yang tercermin dalam tingkah laku pada umumnya, yang dewasa, yang normal dan yang beradab (berkultur). Psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dari manusia yang lain.
Psikologi khusus ialah psikologi yang menyeleidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Psikologi khusus ini ada bermacam-macam:

1)      Psikologi Perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.
2)      Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
3)      Psikologi Sosial
Mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
a.      Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
b.     Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain
c.      Studi tentang interaksi kelompok, misalnya : kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama, persaingan, konflik;
4)      Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.
5)      Psikologi Kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
6)      Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.
7)      Psikologi Kriminal
Psikologi yang mempelajari motif motif yang digunakan manusia untuk melakukan tindak criminal atau tindak kejahatan.
8)      Psikologi industry dan organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya.
9)      Psikologi kerekayasaan
Penerapan Psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error).

A.    SIMPULAN
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Bidang-bidang dalam psikologi adalah :
1.  Psikologi Perkembangan
2.  Psikologi sekolah
3.  Psikologi Sosial
4.  Psikologi Pendidikan
5.  Psikologi Kepribadian
6.  Psikologi klinis
7.  Psikologi kerekayasaan
8.  Psikologi industry dan organisasi
9.  Psikologi Kriminal



B.     SARAN
Pengertian psikologi hendaknya dimengerti oleh banyak kalangan masyarakat agar tidak menjadi salah pengertian tentang arti psikologi yang sebenarnya. Khususnya mahasiswa calon guru pendidik moral bangsa harus mengerti tentang psikologi agar dalam proses belajar mengajar kita dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara maksimal dan efisien.

PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI ANTROPOLOGI BESERTA DAMPAKNYA



Antropologi, khususnya Antropologi Budaya yang oleh Koentjaraningrat (1990:11-12) dikatakan sebagai pengganti ilmu budaya merupakan studi tentang manusia dengan kebudayaannya. Sudut pandang antropologi terhaadap perspektif global terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global yang artinya mengamati , menghayati,dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan manusia. Sesuai dengan perkembangannya antropologi mengalami perubahan-perubahan yang tidak dapat diprediksi. Hal ini sejalan dengan pengukuhan dari Prof. Laksono yang berasal dari universitas ternama ini.
Pengukuhan Prof. Laksono: Antropologi Dituntut Bekerja pada Isu-Isu Praktis
Peta jalan antropologi sesungguhnya berasal dari kepedulian Prof. Koentjaraningrat, seorang maestro antropologi Indonesia. Prof. Koentjaraningrat sangat besar perhatiannya dalam mengembangkan antropologi domestik Indonesia, antropologi yang mampu memecahkan masalah-masalah besar nasional.
Menurut Prof. Dr. Paschalis Maria Laksono, M.A., jalan yang dipaparkan memang terbatas pada isu identitas budaya, yang mencakup isu integrasi nasional dan perubahan sosial-budaya. “Memang hingga sekarang soal ini masih tetap krusial. Apalagi dengan terjadinya interkoneksi antara komunitas-komunitas tempatan kita dengan dunia akibat globalisasi kapital,” ujarnya, Selasa (27/10), di Balai Senat saat dikukuhkan sebagai guru besar pada Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Dalam pidato berjudul “Peta Jalan Antropologi Indonesia Abad Kedua Puluh Satu: Memahami Invisibilitas (Budaya) di Era Globalisasi Kapital”, Laksono memaparkan pendekatan yang kemudian ditawarkan ialah melalui ranah kognitif dan simbolik dengan cara-cara yang reflektif parsipatoris. Dengan demikian, antropologi Indonesia pada abad XXI dituntut bekerja pada isu-isu praktis dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, bersama dengan warga komunitasnya berupaya pula mengembangkan penelitian untuk mengidentifikasi masalah di sekelilingnya, sekaligus mengidentifikasi diri masyarakat dan antropolog. “Dalam hal ini antropologi ikut bersama masyarakat, berpolitik membangun sejarah baru,” kata pria kelahiran Yogyakarta, 6 April 1953 ini.
Suami Yuliana Widyati Nuraini ini juga mengatakan posisi antropologi tidak bebas nilai. Antropologi menjadi ilmu yang terlibat dalam proses-proses sosial-budaya di masyarakat. Oleh karena itu, dari berbagai pengalaman, antropologi sebaiknya tetap fokus pada isu strategis yang berkaitan dengan ontologi identitas budaya, yakni pada proses bagaimana kesadaran diri yang dialektis menyandarkan pada rantai komunikasi yang jumbuh. “Antara 'saya' dan 'kamu' yang saling memberi pengakuan nyata,” tutur ayah tiga anak ini.
Melalui pemetaan, lanjut Laksono, memperjelas betapa kompleks tantangan antropologi pada masa-masa yang akan datang. Bahkan, dapat disaksikan betapa komunitas-komunitas tempatan di garis depan globalisasi terus mendapat tekanan dari modal, yang secara terus menerus mengapresiasi sumber-sumber alam.
Berdasarkan artikel diatas dapat disimpulkan bahwa antropologi akan terus berkembang sampai sekarang pada akhirnya berada pada masa globalisasi ini. Pada dasarnya antropologi tidak terbebas dari suatu nilai akan tetapi dengan globalisasi yang menganggap dunia tanpa batas akan sangat berpengaruh. Disisi lain perspektif global jika dikaitkan dengan antropologi mempunyai dampak positif bagi kekayaan khasanah budaya suatu bangsa serta globalisasi juga dapat mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa. Misalnya melahirkan pranata-pranata atau lembaga-lembaga sosial baru seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi dan pasar modal. Perkembangan pakaian, seni dan ilmu pengetahuan turut meramaikan kehidupan bermasyarakat.
Akan tetapi tidak bisa dipungkiri dalam bidang sosial dan budaya menimbulkan dampak negatif dari globalisasi antara lain adalah meningkatnya individualisme, perubahan pada pola kerja,terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Saat ini di kalangan generasi muda banyak yang seperti kehilangan jati dirinya. Mereka berlomba-lomba meniru gaya hidup ala Barat yang tidak cocok jika diterapkan di Indonesia, seperti berganti-ganti pasangan, konsumtif dan hedonisme tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Untuk itu sebagai generasi muda penerus bangsa kita harusmenyadaari keberadaan nilai yang masih belaku di negara kita. Kita  harus pandai di dalam menyeleksi budaya asing yang masuk ke dalam negara kita. Jika budaya asing tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang berdasarkan Pancasila, kita berusaha bersifat terbuka dalam menerima dkebudayaan tersebut. Akan tetapi jika tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita harus bersuara lantang untuk menolaknya.

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN



BAB 1
PENDAHULUAN


A.LATAR BELAKANG MASALAH
            Kegiatan Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang setua dengan usia manusia.Sistem pendidikan yang di anut oleh setiap Negara akan mewarnai operasionalisasi pendidikanya baik menyangkut isi, bentuk, struktur kurikulum mapun komponen pokok pendidikan yang lain.
Terdapat korelasi antara sistem penndidikan dengan tingkat kemajuan dan kebudayaa suatu kelompok manusia atau suatu bangsa. Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa makin tinggi dan makin kompleks proses pendidikan yang terdapat pada bahasa yang bersangkutan.

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan Landasan Filosofis pendidikan?
2.      Apa yang dimaksud dengan Landasan Sosiologis Pendidikan?
3.      Apa yang dimaksud dengan Landasan Kurtural Pendididkan?
4.      Apa yang dimaksud dengan Psikologis Pendidikan?
5.      Apa yang dimaksud Landasan ilmiah dan teknologis pendidikan?
6.      Apa yang dimaksud  Pendidikan Nasional di Indonesia?
7.      Bagaimanakah asas- asas pendidikan Nasional Indonesia?

C. TUJUAN
     Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini diharapkan mampu memahami arti  :
1.       Landasan Filosofis pendidikan
2.       Landasan Sosiologis Pendidikan
3.       Landasan Kurtural Pendididkan
4.       LandasanPsikologis Pendidikan
5.       Landasan ilmiah dan teknologis pendidikan
6.      Landasan Pendidikan Nasional di Indonesia
7.      Asas- asas pendidikan Nasional Indonesia

BAB 2
PEMBAHASAN

                       
1        Landasan Filosofis Pendidikan
Landasan filosofis sebagai sistem nilai merupakan salah satu fondasi pelaksanaan pendidikan degan sistem nilai. sistem nilai merupakan pandangan seseorang tentang  “sesuatu” terutama berkaitan deangan arti kehidupan.(pandangan hidup). Pandangan hidup banga Indonesia  adalah pancasila.sehingga kaidah dan norma sosial maupun sistem nilai yang dianut mengacu pada pancasila.
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia, pandangan hidupnya adalah Pancasila. Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan mempunyai makna:
- Dalam merumuskan pendidikan harus dijiwai dan didasarkan pada Pancasila.
- Sistem pendidikan nasional haruslah berlandaskan Pancasila.
- Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan, sehingga tercipta  manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila.

Filsafat Pancasila mencakup nilai yang dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman perbuatan dan tingkah laku bagi setiap warga negaranya. Landasan filosofis menjadi acuan dalam menentukan tujuan,corak , metode dan alat pendidikan.arah pendidikan hendaknya bermuara pada aspek integritas (individu dan sosial), aspek etis,(taat pada norma-norma pancasila), dan aspek religious (kebebasan agma dan taat pada norma agama yang dipeluknya)


2.      Landasan sosiologis Pendidikan
                  Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
a.       Pendidikan dan Masyarakat
            Fungsi pendidikan adalah memelihara kebudayaan. Kebudayaan yang berhubungan dengan nilai – nilai, kepercayaan , norma-norma yang turun temurun dari generasi ke generasi yang selalu mengalami perubahan.
1.      Keluarga dan sekolah
      Keluarga merupakan pelaksana sosialisasi nilai-nilai dan norma-norma di masyarakat. Keluaga tetap mempunyai  tanggung jawab utama dalam sosialisasi, meskipun sekolah  dalam sosialisasi mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan informasi, ketrampilan sebagai bekal agar anak dapat berpartisipsi lebih efektif.
2.      Pemerintah dan sekolah
      Tugas utama pemerintah adalah mengupayakan agar sekolah dapat membentuk masyarakat baru yang dapat bertanggungjawab dan ikut berpartisipasi aktif daam pembangunan masyarakat sesuai dengan garis kebijakan pemerintah. Agar tercipta sistem pendidikan yang mantap
3.      Ekonomi dan Sekolah
      Pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan tenaga ahli yang terlatih dan terdidik yang dihasilkan sekolah. Sedangkan keberadaan dan perkembangan lembaga sekolah tergantung pada dana yang disediakan oleh masyarakat.
4.      Agama dan Sekolah
      Sekolah merupakan salah satu lembaga soaialisasi masyarakat yang bertujuan membekali peserta didik agar dapat hidup di masyarakat
5.      Masyarakat dan Sekolah
      Masyarakat harus ikutserta dalam memelihara keberadaan dan kelangsungan hidup sekolah.  Peran sekolah terhadap masyarakat adalah:
a)      Sebagai pewaris, artinya mentransformasikan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai budaya kepada siswa melalui proses belajar mengajar di dalam kelas maupun kegiatan di luar sekolah
b)      Sebagai pemelihara, artinya melalui sekolah dapat diupayakan kelestarian nilai-nilai budaya yang sudah mapan.
c)      Sebagai agen pembaharuan, yang meliputi reproduksi budaya, difusi kebudayaan, dan peningkatan kemampuan pseerta didik untuk berpikir  kritis.
b.      Pendidikan dan perubahan sosial
            Sekolah dan masyarakat saling mempengaruhi dalam berbagai cara. Baeberapa di antara perubahan tersebut adalah:
1)      Perubahan teknologi
Dilihat dari sudut pandang sekolah , perubahan teknologi mempunyai tiga dampak penting, yaitu:
(a)    Perubahan teknologi dapat menciptakan suatu tuntutan bagi individu untuk memiliki ketrmpilan baru, yang menyebabkan terjadinya perubahan kurikulum pada bidang-bidang yang memenuhi tuntutan tersebut.
(b)   Perubahan teknologi menuntut sekolah mempersiapkan lulusan untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
(c)    Pengaruh teknologi  terhadap sekolah khususnya dalam penggunaan media pembelajaran, komuniksi, transformasi dan revolusi biologi
2)      Perubahan Demografi
      Perubahan yang terjadi sehubungan dengan ukuran, penyaluran, dan komposisi penduduk. Pegaruhnya terhadap pendidikan antara lain:
(a)     Pengebangan kebijaksanaan pendidikan.
(b)   Pembatasan secara ketat penerimaan siswa baru
(c)    Ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan fasilitas pendidikan.
3)      Urbanisasi dan sub-urbanisasi
Meningkatnya urbanisasi dan sub urbanisasi sebagai dampak dari perubahan demografi menimbulkan permsalahan yang harus dihadapi oleh sekolah. Beberapa diantaranya yaitu:
(a)    Tanggung jawab sekolah  dalam menyesuaikan diri dari berbagai kelompok
(b)   Peranan sekolah yaitu membantu mekanisme control sosial di masyarakat.
(c)    Sekolah menentukan pengalaman pendidikan khususnya dalam mempersiapkan peserta didik secara tepat untuk hidup di perkotaan
4)      Perubahan politik masyarakat bangsa, dan Negara
      Perubahan tersebut akan terus berlangsung yang berdampak terhadap pendidikan, terjadi dalam struktur pemerintahan dan di dalam masyarakat, yaitu:
(a)    Meningkatnya keterlibatan pemerintah di dalam kegiatan-kegiatan dalam masyarakat.
(b)   Berkembangnya saling ketergantungan antara pemerintah Negara yang satu dengan Negara yang lain.

3.      landasan kultural pendidikan
Pendidikan dapat dikonsepsikan sebagai proses budaya manusia .Kegiatanya dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan, dirasakan, dan dikehendaki manusia. Pada dasarnya pendidikan meruoakan unsure dan peristiwa budaya . Pendidikan melibatkan sekaligus sebagai kiat dan disiplin pengetahuan yang mempengaruhi manusia untk belajar . Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan merupakan proses budaya, yakni generasi manusia berturut – turut mengambil peran, sehingga menghasilkan peradaban masa lampau dan mengambil peranan di masa kini serta mampu menciptakan peradaban di masa depan . Dengan kata lain pendidikan memiliki tiga peran, sebagai pewarisan, sebagai pemegang peran, dan sebagai pemberi konstribusi
            Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat.Salah satu cara untuk memelihara kebudayaan adalah melalui pengajaran Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai penyampai, pelestari, dan sekaligus pengembangan kebudayaan.

a.       Kebudayaan dan Sekolah.
            Tradisi kebudayaan menghambat perkembangan dalam berkompetisi dengan kelompok lain.Sejalan dengan penelitian Otto Klinerberg (1954), bahwa kegagalan kelompok minoritas pada umumnya bukan disebabkan semata-mata oleh rasa atau suku, namun disebabkan oleh tradisi budaya mereka .
b.      Prasangka dan pertentangan di berbagai kelompok budaya .
      Pertentangan yang disebabkan oleh adanya berbagai kelompok budaya dan ras dapat berupa prasangka negatif diantara sesama kelompok dan hal ini berpengaruh terhadap pendidikan .
c.       Sterotipe.
      Keefektifan dalam pengajarntimbul dan siswa akan lebih terbimbing, serta keseganan dan rasa takut berkurang , jika gueu menunjukan sterotipe yang menyenangkan .
d.      Faktor budaya dalam proses pengajaran .
      Mengajar merupakan upaya mengkomunikasikan secara jelas tentang nilai – nilai pengajaran.Faktor yangmempengaruhisepert: nilai–nilai budaya orang tua, penggunaan bahasa, keadaan sosial yang dibawa anak dari lingkungan dan pengaruh kelompok dominan.Keadaan ini mensyaratkan,perhatianpemahaman,dan penyesuaian guru agar peran serta orang tua dalam dalam kegiatan sekolah dapat tercipta .


e.       Pelatihan budaya untuk pendidikan.
      Perlu dikembangkan kondisi sekolah yang di dalamnya terdapat pertentangan antar kelompok mayoritas dan minoritas yang sering menghadapi konflik budaya antara guru, siswa, dan orang tua . Kenyataan ini menuntut adanya kepelatihan  budaya bagi pendidik agar ia mampu menghubungkan nilai – nilai budaya dengan pengajaran dan proses pengajaran.
f.       Masalah kewibawaan merupakan ubahan ( variable ) yang tidak dapat diabaikan.
      Penguasaan terhadap kewibawaan guru lebih membantu siswa dalam penguasaan bahan – bahan pengajaran .
g.      Sub kebudayaan
      Perbedaan warna kulit dan kemiskinan menjadi penghambat dalam pelaksanaan pendidikan. Karena kelompok – kelompok tersebut saling menolak terhadap pelayanan sekolah. Hambatan ini dapat diatasi melalui pendidikan orang tua, memadukan sub kebudayaan sekolah, mengadakan penyesuaian tingkah laku di sekolah dan kurikulum sekolah wajib memperhatikan latar belakang budaya siswa .
h.      Dinamika kelompok sosialisasi.
            Sekolah harus mampu menghilangkan adanya kelompok – kelompok minoritas dan membawanya kea rah perubahan melalui proses sosialisasi.

4.      Landasan Psikologis Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi utama yang terdiri atas implikasi teknik psikologi pendidikan. Fungsinya untuk mengembangkan suatu pengertian yang berarti  dan teoritis yang lebih unik terhdap proses pendidikan yang didasarkan penemuan empiris.                  Keahlian pedagokik sangat tergantung pada sekumpulan pengetahuan yang tersusun dalam sistematika tentang mekanisme proses belajar mengajar, proses ini bersifat psikologis
              Perhatian utama pada psikologi  pendidikan adalah:
(a)    Sifat dan karakteristik siswa
(b)   Sifat proses belajar mengajar
(c)    Cara guru membuat  proses belajar siswa
(d)   Penetapan prinsip-prinsip ilmiah
          Psikologi sebagai ilmu bantu mendasari pelaksanaan pendidikan berorientasi pada hal yaitu hakikat siswa, proses belajar dan pengenalan guru. Dari ketiga hal tersebut kedudukan guru sebagai sentral pengendalian proses belajar  mengajar.maka dalam penyampaian pesan guru mendasarkan bahwa
(a)    Perbedaan individu siswa
(b)   Belajar (prinsip-prinsip belajar)
Teori belajar dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu:
a.       Teori disiplin mental, meliputi:
1)      Disiplin mental yang mengartikan belajar sebagai usaha melatih atau mendisiplinkan daya pikir.
2)      Pemekaran secara alami, memberikan peluang  subjek didik agar berkembang sesuai kehendak  sang pencipta.
3)      Apresiasi merupakan proses asosiasi ide-ide lama yang telah terdapat dalam  jiwa kita
b.      Rumpun Behaviorisme
1)      Conditioning S-R merupakn perubahan dalam tingkah laku yng dapat diamati dan dapat terjadi melalui stimulus dan respon yang dihubungkan dengan prinsip mekanis
2)      Conditioning tanpa reinforcemen.
3)      Conditioning melalui reinforcemen
c.       Rumpun Gestal- Medan.
1) Teori Insight, tokohnya M. whertheimer dan Koffa. Aliran ini brpendirian, bahwa keseluruhan  lebih bermakna daripada bagian-bagian. Manusia berusaha aktif mencapai tujuan dan individu bertindak atas berbagai pengaruh didalam dan di luar individu.
2) goal-Insight (pemahaman bertujuan).
3) Medan-Kognitif
              Menurut Rogers ada cita-cita pokok dan kepribadian manusia, yaitu:
a)      Realitas bersifat fenomenalogis
b)      Tingkah laku sesorang terjadi idalam konteks realitas pribadi
c)      Tingkah laku seseorang dimotivasi oleh kebutuhan untuk aktualisasi diri.
d)      Jati diri tersusun oleh masing- masing individu
e)      Tingkah laku kita adalah koform dalam arti kata dengan diri kita sendiri
Ada tiga model pandangan guru dalam hal menentukan sikap terhadap teori-teori belajar yang ada
1)      Mengikuti suatu teori tertentu
2)      Bersifat elektik, secara  secara selektif meminjam berbagai teori yang tidak bertentanga.
3)      Mesintesiskan bagian-bagian dari teor beiajar  tertentu sesuai dengan idenya sendiri
              Ada 4 hal yang harus diperhatikan demi berhasilnya kegiatan belajar., yaitu:
Yang harus diperhatikan demi keberhasilan kegiatan belajar adalah:
            - stimulus belajar
            - perhatian siswa
            - keaktifan siswa
            - penguatan dan umpan balik

5.      Landasan Ilmiah Teknologis Pendidikan
              Salah satu misi pendididikan adalah membekali peserta agar dapat mengembangkan iptek kegiatan teknologi adalah proses memproduksi barang dan jasa, yang juga menghasilkan sejumlah konsep dan metode mengenai proses produksi tersebut. Hubungan antara pendidikan dan iptek saling bergantung dan timbal balik, artinya kemajuan pendidikan diarahkan untuk kemajuan iptek.
              Menurut Tosten Husen (1988:212) ada bebepa asumsi yang beriringan dengan  kemajuan iptek, yaitu:
a.       Pendidikan akan menjadi prose belajar seumur hidup.
b.      Pendidikan tidak kan lagi terputus – putus
c.       Pendidikan formal lebih mempunyai arti dan relevan dalam hal penerapanya.

6.      Landasan pendidikan Nasional Indonesia
              Untuk pencapaian terhadap cita – cita dan tujuan nasional, maka pembangunan pendidikan nasional harus memiliki dasar hokum yang kuat,  sesuai dengan dasar dan falsafah NKRI 17 Agustus 1945. Dasar hukum pembangunan pendidikan nasional Indonesia adalah sebagai berikut
1)      Landasan Ideal                  : Pancasila
2)      Landasan Konstitusional    : UUD 1945
3)      Landasan Operasional       : GBHN dan UUSPN
                          Tujuan pendidikan nasional diarahkan untuk mencapai tujun nasional, yang sejak orde lama pelaksanaanya dilakukan secara bertahap melalui pembangunan nasional semesta berencana 9 tahun (1961-1969) .
                          Sedangkan untuk operasinalisasi pendidikan nasional, telah dikeluarkan UU pokok Pendidikan Nasional. UU Pokok Pendidikan Nasional yang pernah ada di negara kita sebagai usaha pembangunan pendidikan nasional  antara lain:
1)      Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar – Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah.
2)      UU No. 12 Tahun 1945tentang pernyataan berlakunya UU No. 4 1950
3)      UU No. 22Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi
4)      UU No.14 Tahun 9tentang pernyataan berlakunya UU No. 4 1950
5)      UU No. 22Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi
6)      UU No.14 Tahun 1965 Tentang Pokok- Pokok Sistem Pendidikan Nasional
7)      UU NO. 20 Tahun 2003 tentng Sistem Pendidikan Nasional yang sekarang berlaku.

7.      Asas – asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional Indonesia
`                                 Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa kepada tuhan yang maha Esa. Dengan mengusahakan perkembangan kehidupan beragama kehidupan berkepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, nilai budaya, pengetahuan, ketrampilan, daya estetis dan jasmaninya, sehingga ia dapat mengembangkan dirinya dan bersama daengan sesama  manusia membangun masyarakatnya serta membudayakan alam sekitarnya.
              Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kecerdasn, budi pekerti, memperkuat kepribadiandan sebaginya.Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan warga Negara Indonesia baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

              Pendidikan Nasional dilaksanakan dengan memperhatikan asas- asas pelaksanaan sebagai berikut:
a.       Asas semesta, menyeluruh dan terpadu
b.      Asas pendidikan seumur hidup
c.       Asas tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat, pemerintah
d.      Asas Pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga masyarakat, dan masyarakat.
e.       Asas keelarasan dan keterpaduan dengan Ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara
f.       Asas Bhineka Tunggal Ika
g.       Asas keselarasan, keserasian dan keseimbangan
h.      Asasmanfaat, adil dan merata
i.        Asas ing ngarso sung tuladaha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang berarti bahwa seorang pendidik harus member teladan di depan, member motivasi di tengah, dan mengawasi dari belakang.
j.        Asas mobilitas, efisiensi dan efektifitas, yang memungkinkan pengadaan kesempatan seluas-luasnya bagi setiap manusia Indonesia.
k.      Asas kepastian hokum, berarti bahwa sistem pendidikan nasional dilaksanakan atas dasar peraturan perundang-undangan (komisi pembaharuan Pendidikan Nasional)
              Asas – asas pelaksanaan pendidikan nasional pada hakekatnya adalah fundamen (dasar)yang menjiwai dan mewarnai pelaksanaan pendidikna dalam rangka mencapai tujuan pendididikan.