BAB
1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan Pendidikan pada hakikatnya
merupakan suatu kegiatan yang setua dengan usia manusia.Sistem pendidikan yang
di anut oleh setiap Negara akan mewarnai operasionalisasi pendidikanya baik
menyangkut isi, bentuk, struktur kurikulum mapun komponen pokok pendidikan yang
lain.
Terdapat
korelasi antara sistem penndidikan dengan tingkat kemajuan dan kebudayaa suatu
kelompok manusia atau suatu bangsa. Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa makin
tinggi dan makin kompleks proses pendidikan yang terdapat pada bahasa yang
bersangkutan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan Landasan Filosofis pendidikan?
2.
Apa
yang dimaksud dengan Landasan Sosiologis Pendidikan?
3.
Apa
yang dimaksud dengan Landasan Kurtural Pendididkan?
4.
Apa
yang dimaksud dengan Psikologis Pendidikan?
5.
Apa
yang dimaksud Landasan ilmiah dan teknologis pendidikan?
6.
Apa
yang dimaksud Pendidikan Nasional di
Indonesia?
7.
Bagaimanakah
asas-
asas pendidikan Nasional Indonesia?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
diharapkan mampu memahami arti :
1.
Landasan Filosofis pendidikan
2.
Landasan Sosiologis Pendidikan
3.
Landasan Kurtural Pendididkan
4.
LandasanPsikologis Pendidikan
5.
Landasan ilmiah dan teknologis pendidikan
6.
Landasan
Pendidikan Nasional di Indonesia
7.
Asas-
asas pendidikan Nasional Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
1
Landasan
Filosofis Pendidikan
Landasan filosofis sebagai sistem
nilai merupakan salah satu fondasi pelaksanaan pendidikan degan sistem nilai.
sistem nilai merupakan pandangan seseorang tentang “sesuatu” terutama berkaitan deangan arti kehidupan.(pandangan
hidup). Pandangan
hidup banga Indonesia adalah
pancasila.sehingga kaidah dan norma sosial maupun sistem nilai yang dianut
mengacu pada pancasila.
Pasal 2 UU RI
No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan
UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula
bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia, pandangan
hidupnya adalah Pancasila. Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan
mempunyai makna:
- Dalam merumuskan pendidikan harus
dijiwai dan didasarkan pada Pancasila.
- Sistem pendidikan nasional
haruslah berlandaskan Pancasila.
-
Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan, sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan
Pancasila.
Filsafat
Pancasila mencakup nilai yang dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman perbuatan
dan tingkah laku bagi setiap warga negaranya. Landasan filosofis menjadi acuan
dalam menentukan tujuan,corak , metode dan alat pendidikan.arah pendidikan
hendaknya bermuara pada aspek integritas (individu dan sosial), aspek
etis,(taat pada norma-norma pancasila), dan aspek religious (kebebasan agma dan
taat pada norma agama yang dipeluknya)
2.
Landasan
sosiologis Pendidikan
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan
dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah
tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan.
a.
Pendidikan
dan Masyarakat
Fungsi pendidikan adalah memelihara
kebudayaan. Kebudayaan yang berhubungan dengan nilai – nilai, kepercayaan ,
norma-norma yang turun temurun dari generasi ke generasi yang selalu mengalami
perubahan.
1. Keluarga dan sekolah
Keluarga
merupakan pelaksana sosialisasi nilai-nilai dan norma-norma di masyarakat.
Keluaga tetap mempunyai tanggung jawab
utama dalam sosialisasi, meskipun sekolah
dalam sosialisasi mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan informasi,
ketrampilan sebagai bekal agar anak dapat berpartisipsi lebih efektif.
2. Pemerintah dan sekolah
Tugas
utama pemerintah adalah mengupayakan agar sekolah dapat membentuk masyarakat
baru yang dapat bertanggungjawab dan ikut berpartisipasi aktif daam pembangunan
masyarakat sesuai dengan garis kebijakan pemerintah. Agar tercipta sistem
pendidikan yang mantap
3. Ekonomi dan Sekolah
Pertumbuhan
ekonomi tergantung pada ketersediaan tenaga ahli yang terlatih dan terdidik
yang dihasilkan sekolah. Sedangkan keberadaan dan perkembangan lembaga sekolah
tergantung pada dana yang disediakan oleh masyarakat.
4. Agama dan Sekolah
Sekolah
merupakan salah satu lembaga soaialisasi masyarakat yang bertujuan membekali
peserta didik agar dapat hidup di masyarakat
5. Masyarakat dan Sekolah
Masyarakat
harus ikutserta dalam memelihara keberadaan dan kelangsungan hidup sekolah. Peran sekolah terhadap masyarakat adalah:
a) Sebagai pewaris, artinya
mentransformasikan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai budaya kepada
siswa melalui proses belajar mengajar di dalam kelas maupun kegiatan di luar
sekolah
b) Sebagai pemelihara, artinya
melalui sekolah dapat diupayakan kelestarian nilai-nilai budaya yang sudah
mapan.
c) Sebagai agen pembaharuan, yang
meliputi reproduksi budaya, difusi kebudayaan, dan peningkatan kemampuan
pseerta didik untuk berpikir kritis.
b.
Pendidikan
dan perubahan sosial
Sekolah dan masyarakat saling
mempengaruhi dalam berbagai cara. Baeberapa di antara perubahan tersebut
adalah:
1) Perubahan teknologi
Dilihat dari sudut pandang
sekolah , perubahan teknologi mempunyai tiga dampak penting, yaitu:
(a) Perubahan teknologi dapat
menciptakan suatu tuntutan bagi individu untuk memiliki ketrmpilan baru, yang
menyebabkan terjadinya perubahan kurikulum pada bidang-bidang yang memenuhi
tuntutan tersebut.
(b) Perubahan teknologi menuntut
sekolah mempersiapkan lulusan untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang
terjadi.
(c) Pengaruh teknologi terhadap sekolah khususnya dalam penggunaan
media pembelajaran, komuniksi, transformasi dan revolusi biologi
2) Perubahan Demografi
Perubahan
yang terjadi sehubungan dengan ukuran, penyaluran, dan komposisi penduduk. Pegaruhnya
terhadap pendidikan antara lain:
(a) Pengebangan kebijaksanaan pendidikan.
(b) Pembatasan secara ketat
penerimaan siswa baru
(c) Ketidakseimbangan antara
pertambahan penduduk dengan fasilitas pendidikan.
3) Urbanisasi dan sub-urbanisasi
Meningkatnya urbanisasi dan sub
urbanisasi sebagai dampak dari perubahan demografi menimbulkan permsalahan yang
harus dihadapi oleh sekolah. Beberapa diantaranya yaitu:
(a) Tanggung jawab sekolah dalam menyesuaikan diri dari berbagai
kelompok
(b) Peranan sekolah yaitu membantu
mekanisme control sosial di masyarakat.
(c) Sekolah menentukan pengalaman
pendidikan khususnya dalam mempersiapkan peserta didik secara tepat untuk hidup
di perkotaan
4) Perubahan politik masyarakat
bangsa, dan Negara
Perubahan
tersebut akan terus berlangsung yang berdampak terhadap pendidikan, terjadi dalam
struktur pemerintahan dan di dalam masyarakat, yaitu:
(a) Meningkatnya keterlibatan
pemerintah di dalam kegiatan-kegiatan dalam masyarakat.
(b)
Berkembangnya
saling ketergantungan antara pemerintah Negara yang satu dengan Negara yang
lain.
3.
landasan kultural pendidikan
Pendidikan dapat dikonsepsikan sebagai
proses budaya manusia .Kegiatanya dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan,
dirasakan, dan dikehendaki manusia. Pada dasarnya pendidikan meruoakan unsure
dan peristiwa budaya . Pendidikan melibatkan sekaligus sebagai kiat dan
disiplin pengetahuan yang mempengaruhi manusia untk belajar . Pendidikan
merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Pendidikan merupakan proses budaya, yakni generasi manusia berturut – turut mengambil peran,
sehingga menghasilkan peradaban masa lampau dan mengambil peranan di masa kini
serta mampu menciptakan peradaban di masa depan . Dengan kata lain pendidikan
memiliki tiga peran, sebagai pewarisan, sebagai pemegang peran, dan sebagai
pemberi konstribusi
Pada hakikatnya manusia sebagai
makhluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat.Salah satu
cara untuk memelihara kebudayaan adalah melalui pengajaran Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai penyampai, pelestari,
dan sekaligus pengembangan kebudayaan.
a. Kebudayaan
dan Sekolah.
Tradisi
kebudayaan menghambat perkembangan dalam berkompetisi dengan kelompok lain.Sejalan
dengan penelitian Otto Klinerberg (1954), bahwa kegagalan kelompok minoritas pada umumnya bukan disebabkan semata-mata oleh rasa atau suku, namun
disebabkan oleh tradisi budaya mereka .
b. Prasangka
dan pertentangan di berbagai kelompok budaya .
Pertentangan
yang disebabkan oleh adanya berbagai kelompok budaya dan ras dapat berupa
prasangka negatif diantara sesama kelompok dan hal ini berpengaruh terhadap
pendidikan .
c. Sterotipe.
Keefektifan
dalam pengajarntimbul dan siswa akan lebih terbimbing, serta keseganan dan rasa
takut berkurang , jika gueu menunjukan sterotipe yang menyenangkan .
d. Faktor
budaya dalam proses pengajaran .
Mengajar
merupakan upaya mengkomunikasikan secara jelas tentang nilai – nilai
pengajaran.Faktor yangmempengaruhisepert: nilai–nilai budaya orang tua,
penggunaan bahasa, keadaan sosial yang dibawa anak dari lingkungan dan pengaruh
kelompok dominan.Keadaan ini mensyaratkan,perhatianpemahaman,dan
penyesuaian guru agar peran serta orang tua dalam dalam kegiatan sekolah dapat
tercipta .
e. Pelatihan
budaya untuk pendidikan.
Perlu
dikembangkan kondisi sekolah yang di dalamnya terdapat pertentangan antar
kelompok mayoritas dan minoritas yang sering menghadapi konflik budaya antara
guru, siswa, dan orang tua . Kenyataan ini menuntut adanya kepelatihan budaya bagi pendidik agar ia mampu
menghubungkan nilai – nilai budaya dengan pengajaran dan proses pengajaran.
f. Masalah
kewibawaan merupakan ubahan ( variable ) yang tidak dapat diabaikan.
Penguasaan
terhadap kewibawaan guru lebih membantu siswa dalam penguasaan bahan – bahan
pengajaran .
g. Sub
kebudayaan
Perbedaan
warna kulit dan kemiskinan menjadi penghambat dalam pelaksanaan pendidikan. Karena
kelompok – kelompok tersebut saling menolak terhadap pelayanan sekolah.
Hambatan ini dapat diatasi melalui pendidikan orang tua, memadukan sub
kebudayaan sekolah, mengadakan penyesuaian tingkah laku di sekolah dan
kurikulum sekolah wajib memperhatikan latar belakang budaya siswa .
h. Dinamika
kelompok sosialisasi.
Sekolah
harus mampu menghilangkan adanya kelompok – kelompok minoritas dan membawanya
kea rah perubahan melalui proses sosialisasi.
4.
Landasan
Psikologis Pendidikan
Psikologi
pendidikan adalah cabang dari psikologi utama yang terdiri atas implikasi
teknik psikologi pendidikan. Fungsinya untuk mengembangkan suatu pengertian
yang berarti dan teoritis yang lebih
unik terhdap proses pendidikan yang didasarkan penemuan empiris. Keahlian pedagokik sangat
tergantung pada sekumpulan pengetahuan yang tersusun dalam sistematika tentang
mekanisme proses belajar mengajar, proses ini bersifat psikologis
Perhatian utama pada
psikologi pendidikan adalah:
(a)
Sifat
dan karakteristik siswa
(b)
Sifat
proses belajar mengajar
(c)
Cara
guru membuat proses belajar siswa
(d)
Penetapan
prinsip-prinsip ilmiah
Psikologi sebagai ilmu bantu mendasari
pelaksanaan pendidikan berorientasi pada hal yaitu hakikat siswa, proses
belajar dan pengenalan guru. Dari ketiga hal tersebut kedudukan guru sebagai
sentral pengendalian proses belajar
mengajar.maka dalam penyampaian pesan guru mendasarkan bahwa
(a)
Perbedaan
individu siswa
(b)
Belajar
(prinsip-prinsip belajar)
Teori
belajar dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu:
a.
Teori
disiplin mental, meliputi:
1) Disiplin mental yang mengartikan
belajar sebagai usaha melatih atau mendisiplinkan daya pikir.
2) Pemekaran secara alami,
memberikan peluang subjek didik agar
berkembang sesuai kehendak sang
pencipta.
3) Apresiasi merupakan proses
asosiasi ide-ide lama yang telah terdapat dalam
jiwa kita
b.
Rumpun
Behaviorisme
1) Conditioning S-R merupakn
perubahan dalam tingkah laku yng dapat diamati dan dapat terjadi melalui
stimulus dan respon yang dihubungkan dengan prinsip mekanis
2) Conditioning tanpa reinforcemen.
3) Conditioning melalui reinforcemen
c.
Rumpun
Gestal- Medan.
1)
Teori Insight, tokohnya M. whertheimer dan Koffa. Aliran ini brpendirian, bahwa
keseluruhan lebih bermakna daripada
bagian-bagian. Manusia berusaha aktif mencapai tujuan dan individu bertindak
atas berbagai pengaruh didalam dan di luar individu.
2)
goal-Insight (pemahaman bertujuan).
3)
Medan-Kognitif
Menurut Rogers ada cita-cita pokok
dan kepribadian manusia, yaitu:
a) Realitas bersifat fenomenalogis
b) Tingkah laku sesorang terjadi
idalam konteks realitas pribadi
c) Tingkah laku seseorang dimotivasi
oleh kebutuhan untuk aktualisasi diri.
d) Jati diri tersusun oleh masing-
masing individu
e)
Tingkah
laku kita adalah koform dalam arti kata dengan diri kita sendiri
Ada
tiga model pandangan guru dalam hal menentukan sikap terhadap teori-teori
belajar yang ada
1)
Mengikuti
suatu teori tertentu
2) Bersifat elektik, secara secara selektif meminjam berbagai teori yang
tidak bertentanga.
3)
Mesintesiskan
bagian-bagian dari teor beiajar tertentu
sesuai dengan idenya sendiri
Ada
4 hal yang harus diperhatikan demi berhasilnya kegiatan belajar., yaitu:
Yang harus
diperhatikan demi keberhasilan kegiatan belajar adalah:
- stimulus belajar
- perhatian siswa
- keaktifan siswa
- penguatan dan umpan balik
5.
Landasan
Ilmiah Teknologis Pendidikan
Salah satu misi pendididikan
adalah membekali peserta agar dapat mengembangkan iptek kegiatan teknologi
adalah proses memproduksi barang dan jasa, yang juga menghasilkan sejumlah
konsep dan metode mengenai proses produksi tersebut. Hubungan antara pendidikan
dan iptek saling bergantung dan timbal balik, artinya kemajuan pendidikan
diarahkan untuk kemajuan iptek.
Menurut Tosten Husen (1988:212)
ada bebepa asumsi yang beriringan dengan
kemajuan iptek, yaitu:
a. Pendidikan akan menjadi prose
belajar seumur hidup.
b. Pendidikan tidak kan lagi
terputus – putus
c. Pendidikan formal lebih mempunyai
arti dan relevan dalam hal penerapanya.
6.
Landasan
pendidikan Nasional Indonesia
Untuk pencapaian terhadap cita –
cita dan tujuan nasional, maka pembangunan pendidikan nasional harus memiliki
dasar hokum yang kuat, sesuai dengan
dasar dan falsafah NKRI 17 Agustus 1945. Dasar hukum pembangunan pendidikan
nasional Indonesia adalah sebagai berikut
1) Landasan Ideal : Pancasila
2) Landasan Konstitusional : UUD 1945
3)
Landasan
Operasional : GBHN dan UUSPN
Tujuan pendidikan
nasional diarahkan untuk mencapai tujun nasional, yang sejak orde lama
pelaksanaanya dilakukan secara bertahap melalui pembangunan nasional semesta
berencana 9 tahun (1961-1969) .
Sedangkan
untuk operasinalisasi pendidikan nasional, telah dikeluarkan UU pokok
Pendidikan Nasional. UU Pokok Pendidikan Nasional yang pernah ada di negara
kita sebagai usaha pembangunan pendidikan nasional antara lain:
1)
Undang-Undang
No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar – Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah.
2) UU No. 12 Tahun 1945tentang
pernyataan berlakunya UU No. 4 1950
3) UU No. 22Tahun 1961 tentang
Perguruan Tinggi
4) UU No.14 Tahun 9tentang
pernyataan berlakunya UU No. 4 1950
5) UU No. 22Tahun 1961 tentang
Perguruan Tinggi
6) UU No.14 Tahun 1965 Tentang Pokok-
Pokok Sistem Pendidikan Nasional
7)
UU
NO. 20 Tahun 2003 tentng Sistem Pendidikan Nasional yang sekarang berlaku.
7.
Asas
– asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional Indonesia
` Pendidikan
Nasional adalah usaha sadar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang bertakwa kepada tuhan yang maha Esa. Dengan mengusahakan
perkembangan kehidupan beragama kehidupan berkepercayaan kepada Tuhan yang Maha
Esa, nilai budaya, pengetahuan, ketrampilan, daya estetis
dan jasmaninya, sehingga ia dapat mengembangkan dirinya dan bersama daengan
sesama manusia membangun masyarakatnya
serta membudayakan alam sekitarnya.
Pendidikan Nasional bertujuan
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kecerdasn, budi pekerti,
memperkuat kepribadiandan sebaginya.Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
warga Negara Indonesia baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan Nasional dilaksanakan
dengan memperhatikan asas- asas pelaksanaan sebagai berikut:
a. Asas semesta, menyeluruh dan
terpadu
b. Asas pendidikan seumur hidup
c. Asas tanggung jawab bersama antar
keluarga, masyarakat, pemerintah
d. Asas Pendidikan berlangsung dalam
lingkungan rumah tangga masyarakat, dan masyarakat.
e. Asas keelarasan dan keterpaduan
dengan Ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara
f. Asas Bhineka Tunggal Ika
g. Asas keselarasan, keserasian dan
keseimbangan
h. Asasmanfaat, adil dan merata
i.
Asas
ing ngarso sung tuladaha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang
berarti bahwa seorang pendidik harus member teladan di depan, member motivasi
di tengah, dan mengawasi dari belakang.
j.
Asas
mobilitas, efisiensi dan efektifitas, yang memungkinkan pengadaan kesempatan
seluas-luasnya bagi setiap manusia Indonesia.
k. Asas kepastian hokum, berarti
bahwa sistem pendidikan nasional dilaksanakan atas dasar peraturan
perundang-undangan (komisi pembaharuan Pendidikan Nasional)
Asas – asas pelaksanaan pendidikan
nasional pada hakekatnya adalah fundamen (dasar)yang menjiwai dan mewarnai
pelaksanaan pendidikna dalam rangka mencapai tujuan pendididikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar